Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

Mahasiswa Bureng Vs Organisatoris

Gambar
Satriani Mulyadi Suatu hari, perkuliahan di kelasku dihentikan sekitar satu jam. Dosenku saat itu lebih fokus menjelaskan nasib lulusan mahasiswa kelak. Katanya, ke depan, tak ada lagi penerimaan pegawai negeri sipil sampai waktu yang tidak ditentukan. Saya mengerutkan dahi, sembari bertanya dalam hati, “jika tak ada, bagaimana nasib sejuta sarjana selanjutnya.” Di sela dosen yang hanya bisa memberi tugas setelah menjelaskan power point -nya, ternyata masih ada yang sempat berbicara soal penting berorganisasi. Kurang lebih dia mengatakan seperti ini, “buat apa formalitas tanpa esensi, di negera ini tahun depan tak ada penerimaan pegawai negeri, mau jadi apa? Kalian akan tergerus jika tak punya kemampuan.” Saya tahu saat itu ia sedang memberikan petuah kepada kami selaku mahasiswa. Agar akal kami bisa berfikir lebih dalam tentang makna berorganisasi.

Rujukan Novel Tempo Doloe

Gambar
1) Siti Nurbaya, karya Marah Rusli

Sejarah Universitas Hasanuddin

Gambar
Mengawali berdirinya Universitas Hasanuddin secara resmi pada tahun 1956, di kota Makassar pada tahun 1947 telah berdiri Fakultas Ekonomi yang merupakan cabang Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Jakarta berdasarkan keputusan Letnan Jenderal Gubernur Pemerintah Hindia Belanda Nomor 127 tanggal 23 Juli 1947. Karena ketidakpastian yang berlarut-larut dan kekacauan di Makassar dan sekitarnya maka fakultas yang dipimpin oleh Drs L.A. Enthoven (Direktur) ini dibekukan dan baru dibuka kembali sebagai cabang Fakultas Ekonomi UI pada 7 Oktober 1953 di bawah pimpinan Prof. Drs. G.H.M. Riekerk. Fakultas Ekonomi benar-benar hidup sebagai cikal bakal Universitas Hasanuddin setelah dipimpin acting ketua Prof. Drs. Wolhoff dan sekretarisnya Drs. Muhammad Baga pada tanggal 1 September 1956 sampai diresmikannya Universitas Hasanuddin pada tanggal 10 September 1956.

Perang Makassar 1669, karya SM Noor

Gambar
SEBERAPA sukakah Anda dengan novel sejarah? Kemarin aku membeli sebuah novel berjudul Perang Makassar 1669 karya SM Noor. Gambar sampulnya menarik, menampilkan sosok Sultan Hasanuddin. Ada ilustrasi perang laut yang menampilkan kapal perang VOC dan kapal phinisi. Mereka saling bertarung, saling memuntahkan peluru. Api menyala di mana-mana. LINK: http://timurangin.blogspot.com/2011/04/perang-makassar-1669.html

Maaf

Gambar
Aku sadar dengan keputusanku. Bukannya tanpa alasan. Aku lelah, sungguh sangat lelah. Bukan fisikku, tapi batinku. Aku sudah berusaha menepisnya, "siapa tau ini egoku saja, pasti ada bayak hal yang dia lakukan, nanti juga dia cerita sama aku" bisikku dalam hati. Ini sudah terjadi beberapa minggu terakhir, berpuncak dua hari kemarin. Aku hanya ingin dia sedikit punya usaha untuk menanyakan keadaanku, tapi mana? pedulikah dia padaku? Jika hal sekecil itu saja tidak peduli bagaimana yang besar nanti. "sudalah, mungkin dia sibuk," bisikku lagi. lagi, sesampai di tempatku. hari itu, tak ada pertanyaan, "kamu sampai belum?" aku cuma butuh satu kalimat itu? mana? tak ada? Sudah pudarkah sayangnya padaku? sampai-sampai aku harus kembali kepertanyaan yang semestinya tuntas terjawab sebelum kami menjadi kita, " kamu serius kah?" " kalau serius, buktikan?"

Koleksi Lagu-lagu Ada Band

Gambar
Dahulu terasa indah Tak ingin lupakan Bermesraan s’lalu jadi satu Kenangan manis Tiada yang salah Hanya aku manusia bodoh Yang biarkan semua ini permainkanku Berulang ulang ulang kali reff : Mencoba bertahan sekuat hati Layaknya karang yang Dihempas sang ombak Jalani hidup dalam buai belaka Serahkan cinta tulus di dalam takdir Tak ayal tingkah lakumu Buatku putus asa Kadang akal sehat ini Belum cukup membendungnya Hanya kepedihan Yang sâۉ„¢lalu datang menertawakanku Engkau belahan jiwa Tega menari indah di atas tangisanku Repeat reff Tapi sampai kapankah ku harus Menanggungnya kutukan cinta ini Semua kisah pasti ada akhir Yang harus dilalui Begitu juga akhir kisah ini yakinku indah Repeat reff Tapi sampai kapankah ku harus Menanggungnya kutukan cinta ini Bersemayam dalam kalbu

Koleksi lagu-lagu Sherina

Gambar
Sherina – Pergilah Kau Tak mau lagi aku percaya Pada semua kasih sayangmu Tak mau lagi aku tersentuh Pada semua pengakuanmu # Kamu takkan mengerti rasa sakit ini Kebohongan dari mulut manismu Reff: Pergilah kau Pergi dari hidupku Bawalah semua rasa bersalahmu Pergilah kau Pergi dari hidupku Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui Tak mau lagi aku terjerat Pada semua janji-janjimu Tak mau lagi aku terkait Pada semua permainanmu Back to #, Reff Bertahun-tahun bersama Kupercayaimu Kubanggakan kamu Berikan s’galanya Aku tak mau lagi Ku tak mau lagi huoo… Yeee…Hee… Back to Reff Pergilah kau Tak ingin kutahui Pergilah kau Ku tahui

Film Kolosal: Genre-ku

Gambar
On The Spot : 7 film Kolosal Inspirasi Dari Sejarah Hari ini saya dan beberapa teman saya jalan-jalan ke Pantai Losari, Makassar. Tiba-tiba sendal saya terputus. Selang beberapa waktu, sendal teman saya juga ikut putus. Maka kami memutuskan meninggalkan pantai untuk membeli sendal di Makassar Trade Centre (MTC). Tak membutuhkan waktu lama, kami sudah membeli dua pasang alas kaki. Satu bauatku, atunya lagi buat temanku. Karena masih pukul tujuh malam, maka kami memutuskan sejenak untuk berkunjung ke toko penjual kaset yang berada di lantai tiga MTC. Sesampainya di penjual kaset, baru kali ini saya benar-benar memperhatikan bagaimana cara mereka menyusun dengan rapi kaset-kaset sesuai temanya. Mataku tertuju pada bagian 'Film Kolosal', saya pun mengutak-atik isinya. "Wah, seru semua, film-film seperti ini yang saya suka," kataku kepada teman di sampingku. Baru kusadari ternyata aku berada pada genre 'Film Kolosal', Film Kolosal bercerita pada dasarnya diambil

Baju Idaman

Gambar
Baju idaman, Ntr diganti warnanya jadi pink. Gimana caranya ya....

Cerita Hidup Larasati

Gambar
Judul : Larasati Penulis : Pramoedya Ananta Toer Penerbit : Lentera Dipantara Terbit : - Halaman : - Harga : - Seorang gadis tersenyum sambil mengelus rambutnya. Rambut sepanjang bahu itu tergurai bergelombang dengan warna hitam pekat. Ia menggunakan gaun berwarna merah kontras dengan kulitnya yang putih bersih. Sempurna untuk wajah seorang putri raja. Di latarnya terdapat gambar seorang ibu. Lagi, ada potret suasana stasiun kereta api tempo dulu. Inilah gambar sampul buku Larasati yang berlatar merah pula. Warna merah, jika dikaji dengan ilmu semiotik (tanda dan petanda:Ferdinand de Saurse) semua punya makna. Nah, warna merah ini diidentikkan dengan keberanian. Satu lagi karya dari tangan seorang sastrawan terkemuka Indonesia, Pramoedya Ananta Toer. Sebuah karya dibalik perjuangan dan pemberontakan rakyat Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Bingung dan Diam

Gambar
Aku ingin berkisah, melimpahkan gelisah ku, menumpahkan galau ku, ya, berkecamuk. "Apa?"    Bingung. Aku ingin bercerita, kisahku sehari-hari, hidupku menari-nari, ya, senang. "Bagaimana?"    Bingung. "Kalau begitu, diam sajalah kamu," terakhir ucapnya. Hmm... Semua... Bibir ingin berucap, bingung lalu diam.

Menjelajahi Sumatera Utara

Gambar
Pemandangan Danau Toba/Foto Istimewa Selasa, (22-29/11) saya Satriani M bersama Firmansa dan Icha Dian Nurcahyani selaku kru PK identitas menjadi delegasi untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTL) Salam Ulos 2010. Kegiatan ini diselenggarakan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Suara USU Medan, Universitas Sumatera Utara. Tidak hanya pelatihan, kami juga diajak menikmati eksotik kota Medan di malam hari dan melakukan jelajah wisata sepanjang Sumatera Utara.          Pada hari kedua kegiatanSeminggu dalam Jurnalisme Profesional (Salam Ulos) yang bertema Jurnalisme Damai “Tidak Hanya Menuliskan, tapi Juga Mendamaikan” di Medan, para peserta yang datang dari berbagai LPM se-Indonesia diberi kesempatan berkeliling menikmati keindahan kota pada malam hari. Malam itu kami mendatangi tempat-tempat bersejarah di kota Medan. Salah satunya adalah mesjid Raya Al-Mahsum. Dahulu, mesjid ini me

Adamku

Gambar
Suaranya agak parau, juga terkadang tenggelam karena jaringan telepon genggamku agak terganggu. Malam itu, 4 Januari 2011 dini hari. Saat semua orang di samping kamarku terlelap dengan mimpinya. Aku sesak dengan tingkahnya beberapa minggu belakangan. Dia begitu memperhatikannku. Bukan sekedar perhatian, tapi perlindungan, simpati, bahkan tingkah sayang darinya membuatku bingung bahkan GR. Maka aku nekatku bertanya malam itu, lebih lagi perhatian sahabat-sahabatku padaku. Mereka bertanya tetang aku dan dia. Tapi sungguh diriku tak bermaksud mendesaknya. Akhirnya, via telepon genggam dia bercerita panjang lebar tetang setahun belakangan. Tentang tindakannya padaku setahun terakhir. Aku pun mencoba mereview kembali setiap moment dari mulutnya itu. Ujungnya, malam itu dia menjadi Adamku. "Kalau pacaran membawa kita ke arah sana terserah kamu, mau jalan atau tidak. Saya sudah biasa bersabar setahun ini, bukannya pasrah, cuma saya percaya dengan takdir," " Maukah kamu sep

Untuk Adamku

Gambar
hi, adam yang baik hatinya... apa kamu sudah menimbang keputusanmu hi, adam yang tulus jiwanya... apa kamu sudah siap membelah jiwamu sungguh jika benar kau menyebutku hawamu hawa ini masih ragu...

Indonesia Butuh Pemimpin Yang Tegas

Gambar
Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kita dituntut untuk berdiri di barisan depan membela kepentingan masyarakat. Disisi lain ada pula benturan kepentingan politik dan pribadi, hal ini yang terkadang membuat kita kehilangan nilai-nilai moral sebagai seorang manusia. Berikut petikan wawancara Satriani dari identitas dengan La Ode Ida, anggota DPR RI, diselah acara Seminar “Bicara tentang Akar Demokrasi Indonesia”, Selasa (31/8) lalu 1.Berbicara tentang politik di Indonesia, bagaimana anda melihat perpolitikan yang seharusnya? Seharusnya politik itu didasari oleh nilai-nilai moral, nilai religius yang berorientasi pada rakyat, politik itu bekerja bukan untuk diri sendiri tetapi untuk orang lain yaitu rakyat. 2.Jika seperti itu, bagaimana anda melihat realitanya saat ini di Indonesia? Politik Indonesia sekarang lebih menitikberatkan pada kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. Sikap seperti ini yang dimiliki sebagian anggota dewan, mereka bekerja untuk mengejar pangkat d

Mengangkat Periode Sastra 50-an

Gambar
“Saya merasa sejarah sastra itu tidak adil karena menghilangkan penulisan sejarah sastra 50-an” Berbicara tentang sejarah sastra di Indonesia, berarti akan membahas hasil karya sastra. Karena untuk mengetahui perkembangan sejarah sastra maka yang dikaji adalah karya-karyanya. Beberapa sastrawan di Indonesia pun membuat buku yang salah satu tujuannya mencatat sejarah perkembangan sastra di Indonesia. Seperti HB Jassin, Ajib Rosidi, Supradopo, Bakri Siregar, Joko Padopo dll. Jika membaca buku Intisari Sejarah Sastra karangan HB Jassin, atau buku Sejarah Sastra karya Ajib Rosidi dan buku yang berbicara tentang sejarah sastra lainnya, kebanyakan akan muncul pembahasan periode sastra abad ke-19. Seperti Periode 20-an atau biasa disebut angkatan bakai pustaka, periode 30-an disebut angkatan pujangga baru, periode 40-an disebut angkatan 45, periode 60-an disebut angkatan 66.