Maaf
Aku sadar dengan keputusanku. Bukannya tanpa alasan. Aku lelah, sungguh sangat lelah. Bukan fisikku, tapi batinku. Aku sudah berusaha menepisnya, "siapa tau ini egoku saja, pasti ada bayak hal yang dia lakukan, nanti juga dia cerita sama aku" bisikku dalam hati. Ini sudah terjadi beberapa minggu terakhir, berpuncak dua hari kemarin. Aku hanya ingin dia sedikit punya usaha untuk menanyakan keadaanku, tapi mana? pedulikah dia padaku? Jika hal sekecil itu saja tidak peduli bagaimana yang besar nanti. "sudalah, mungkin dia sibuk," bisikku lagi. lagi, sesampai di tempatku. hari itu, tak ada pertanyaan, "kamu sampai belum?" aku cuma butuh satu kalimat itu? mana? tak ada? Sudah pudarkah sayangnya padaku? sampai-sampai aku harus kembali kepertanyaan yang semestinya tuntas terjawab sebelum kami menjadi kita, " kamu serius kah?" " kalau serius, buktikan?"