Mahasiswa Bureng Vs Organisatoris
Satriani Mulyadi Suatu hari, perkuliahan di kelasku dihentikan sekitar satu jam. Dosenku saat itu lebih fokus menjelaskan nasib lulusan mahasiswa kelak. Katanya, ke depan, tak ada lagi penerimaan pegawai negeri sipil sampai waktu yang tidak ditentukan. Saya mengerutkan dahi, sembari bertanya dalam hati, “jika tak ada, bagaimana nasib sejuta sarjana selanjutnya.” Di sela dosen yang hanya bisa memberi tugas setelah menjelaskan power point -nya, ternyata masih ada yang sempat berbicara soal penting berorganisasi. Kurang lebih dia mengatakan seperti ini, “buat apa formalitas tanpa esensi, di negera ini tahun depan tak ada penerimaan pegawai negeri, mau jadi apa? Kalian akan tergerus jika tak punya kemampuan.” Saya tahu saat itu ia sedang memberikan petuah kepada kami selaku mahasiswa. Agar akal kami bisa berfikir lebih dalam tentang makna berorganisasi.