Ujung Tombak Pendidikan Moral Intelektual Muda


 
 Hubungan yang harmonis tak akan tercipta tanpa adanya interaksi sosial. Tak hanya kemampuan intelektual, Pendidikan moral pun memberi kontribusi besar dalam mewujudkannya. Selanjutnya, bagaimana tanggapan Muh. Nuh selaku Menteri Pendidikan terkait hal ini. Berikut rangkuman wawancara Satriani M, reporter identitas pada Rabu Siang (07/04) di Gedung Ipteks Unhas


1. Menurut Bapak, bagaimana seharusnya penerapan sistem pendidikan kedepan?
Kedepannya semua harus tahu dan sadar akan pentingnya keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM), dari yang mendidik sampai yang dididik. Jadi nantinya semua orang akan paham mengenai tubuh dan inti pendidikan itu sendiri adalah SDM, yang menjadi kata kunci keberhasilan dari sistem pendidikan. Mengapa kita katakan demikian karena sistem pendidikan intinya adalah mendidik bagaimana seseorang itu dari tidak tahu menjadi tidak tahu dan bukan hanya memberi tahu, artinya bagaimana kita membentuk SDM itu sendiri.

2.   Bagaimana Bapak melihat sistem pendidikan khususnya di wilayah Indonesia timur?
Jika dibandingkan dengan sistem pendidikan dikawasan Indonesia bagian barat, memang kawasan timur Indonesia masih ketinggalan, tapi perlahan-lahan kita mulai menyamaratakan sistem yang ada secara menasional. Universitas Hasanuddin (Unhas) juga termasuk dalam sistem itu sendiri. Posisinya yang strategis menjembatani wilayah barat dan timur Indonesia, untuk itu harapan kami sendiri unhas mampu melihat potensi itu dan bersama kami membantu menyeragamkan sistem pendidikan yang ada.

3.   Lantas, menurut anda bagaimana mewujudkannya?
Tak hanya rasionalitas, dalam pendidikan juga dibutuhkan intelektual priority. yaitu rasa penasaran yang selalu berkecamuk yang menjadi awal munculnya ilmu pengetahuan pada diri seseorang. Sebagai contoh, seseorang yang akan mencari tahu tentang sesuatu hal pastinya akan mikir bagaimana agar dia bisa tahu tentang apa yang tidak diketahuinya, jika sudah tahu akhirnya bertambahlah ilmu pengetahuannya.

4.   Apa hal mendasar yang musti dilakukan untuk mewujudkannya?
Kepenasaran intelektual saja tidak cukup, kita tidak ingin hanya mendidik anak menjadi  pinter, tapi juga mampu berinteraksi dengan seluruh masyarakat. Untuk itu harus dibangun keharmonisan. Keharmonisan antar masyarakat menjadi pekerjaan rumah (PR) yang penting. Misalnya kalau ada dua orang pintar tapi hubungan tidak harmonis maka akibatnya saling meniadakan karena musuhan. Tapi kalau semuanya harmonis yang dihasilkan bukan hanya A atau B tapi bisa A+B,  Ab atau AxB. Artinya ada modifikasi luas biasa, makanya saya tekankan karakter dari SDM.

5.   Apakah menurut anda pendidikan itu mesti diberatkan pada Intelektual semata?
Anak didik tidak hanya terjebak di intelektual semata tapi lebih dari itu saling menghargai dan menghormati sehingga perilaku-perilaku anarkis atau kekerasan bisa dihindari. Karena semua orang tidak suka diganggu ketenangannya.

6.   Jadi, apa tindakan yang mesti digodok oleh Institusi?
Kampus berperan besar bukan hanya sebagai tempan menerima ilmu, juga sebagai ujung tombak pendidikan moral intelektual muda. Tapi kalau pendidikan dikampus tidak beres, ibaratnya ibu sedang hamil yang asupan gizinya kurang, suaminya jarang datang memberi nafkah, maka selama kehamilannya kena beban moral, dan mental psikologis kurang akibatnya anak yang dilahirkan kekurangan gizi atau mentalnya kurang. Kena socio idiot artinya idiot secara sosial. Orang yang hanya memikirkan diri sendiri..tidak mau tau orang lain atau kelompoknya, secara teknis dia idiot atau technical idiot.

7.      Jadi apa yang anda harapkan yang mesti di tumbuhkan di dunia kampus?
Untuk  itu. kita menginginkan, disamping kuantitas juga kualitas. Unhas, melahirkan bukan hanya intelektual tapi juga moralitas.

8.      Unhas sendiri, disamping akademik juga banyak mewadahi kegiatan di luar akademik seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Lembaga Mahasiswa setiap fakultas, bagaimana tanggapan anda?
Semua itu yang dinamakan dinamika dalam  kampus, mesti ditumbuhkan karena merupakan soft skill yang kelak akan berguna untuk diri sendiri di masyarakat.


link @www.identitasonline.net

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf

Antara Ibu dan Pengantinku

Mengangkat Periode Sastra 50-an