Diriku

Ini adalah hatiku, jiwaku dan perasaanku. Yah, adalah diriku. Ikut berjalan meski tertatih, ikut berlari meski tertinggal, ikut memanjat meski terjatuh.

Akh, lakon!!! Inilah hidupku yang penuh dengan "kemunafikan". Munafik yang kumaksud bukan yang di laknat Sang Pencipta, namun lebih pada kepura-puraan diriku memainkan raut wajah. Kepada siapa aku mengaduh? Aku pun kadang bimbang, siapa yang bisa kupercaya memberikan ku rasa aman. Membalas pedihku dengan senyumnya. Membalas sakitku dengan rangkulannya. Aku tidak percaya pada siapa pun. Seutuhnya.

Aku punya teman berlimpah, sahabat banyak, tapi hanya sekedar berbagi "kisahnya" bukan "hidupku".
Aku lebih percaya diriku sendiri. Cerita tentang diriku, keluargaku dan mimpiku yang masih semraut. Tolong jangan paksa aku, meski aku tak mampu!

Satu hal yang membuatku percaya akan diriku. Aku mampu memainkan kata-kata yang aku pun kadang tak yakin mampu melakukannya.
Ini adalah diriku....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maaf

Antara Ibu dan Pengantinku

Mengangkat Periode Sastra 50-an